Add caption |
Beberapa
tahun yang lalu saya menyaksikan suatu rapat penjualan yang sangat mengesankan.
Direktur yang bertanggung jawab atas terhadap penjualan di perusahaan tersebut
sangat bergairah. Ia ingin menyampaikan suatu hal penting. Disampingnya adalah
seorang wiraniaga terkemuka dalam organisasi tersebut, orang yang sangat
sederhana yang meskipun begitu, sudah menghasilkan sedikit kurang dari $ 50.000
pada tahun yang baru saja berakhir. Pendapatan para wiraniaga yang lain
rata-rata sekitar $ 10.000 setahun.
Sang
direktur menantang rapat tersebut. Inilah yang ia katakan “saya ingin kalian
semua memperhatikan Harry baik-baik, dan tanyakan pada diri kalian sendiri apa
yang Harry miliki dan tidak kalian miliki. Harry mendapatkan lima kali lebih
banyak dari rata-rata, tetapi apakah Harry lima kali lebih cerdik dari kalian?
Tidak, tidak demikian menurut tes personalia kami, saya sudah mengeceknya. Hasil
tes memperlihatkan bahwa dia hanya berkemampuan rata-rata di departemen itu.
“dan
apakah Harry bekerja lima kali lebih keras dibandingkan dengan kalian semua??
Tidak, tidak demikian menurut laporan yang kami terima. Sesungguhnya ia
mempunyai lebih banyak waktu luang dibandingkan sebagian besar dari kalian.
“Apakah
Harry mempunyai wilayah yang lebih baik? Kembali jawabannya tidak. Laporannya
rata-rata sama. Apakah Harry berpendidikan lebih tinggi? Kesehatannya lebih
baik? Tidak, kira-kira sama dengan orang pada umumnya, kecuali satu hal.
“Perbedaan diantara Harry dan kalian semua adalah Harry BERPIKIR lima kali lebih BESAR.”
Direktur
tersebut kemudian melanjutkan memperlihatkan keberhasilan yang ditentukan bukan
oleh besarnya otak seseorang, melainkan oleh besarnya cara berpikir seseorang.
ini
adalah gagasan yang membangkitkan minat, dan pikiran ini tertanam dalam benak
saya. Semakin banyak orang yang saya ajak bicara, semakin jelas saya
menyelidiki apa sebenarnya yang ada dibalik keberhasilan, semakin jelas
jawabannya. Riwayat kasus demi riwayat kasus membuktikan bahwa besarnya
rekening bank, besarnya rekening kebahagiaan pribadi seseorang dan besarnya
rekening kepuasan umum seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir
seseorang. Ada mukjizat dalam berpikir
besar.
“Jika berpikir besar menghasilkan begitu banyak mengapa tidak semua orang berpikir
seperti itu?:” itu adalah pertanyaan yang sering diajukan kepada saya. Saya percaya
inilah jawabannya. Kita semua, lebih dari yang kita sadari, adalah produk dari
cara berpikir di sekeliling kita. Dan kebanyakan dari cara berpikir ini adalah
kecil, tidak besar. Semua di sekeliling kita adalah lingkungan yang berusaha
menarik anda ke bawah ke keadaan sedang-sedang saja. Anda diberi tahu hampir
setiap hari bahwa ada banyak peluang bagi pekerja, tetapi sedikit kesempatan
untuk masuk ketingkat atas. Jadi mengapa berusaha keras mendapatkan lowongan
yang tidak ada?.
Lingnkungan
kecil ini mengatakan hal-hal lain pula bahwa “apapun yang akan terjadi
terjadilah” bahwa takdir anda berada di luar Kendali anda. Bahwa “Nasib”
menguasai diri anda sepenuhnya. Jadi, lupakan mimpi-mimpi itu, lupakan rumah
yang indah itu, lupakan pendidikan khusus yang anda rencanakan untuk anak-anak
anda, lupakan kehidupan yang lebih baik. Mundurlah. Berbaringlah, dan nantikan
apa yang akan datang kepada anda.
Dan
siapa yang belum pernah mendengar pernyataan bahwa “keberhasilan tidak pernah
sepadan dengan harga yang harus anda bayar untuk itu”, seolah anda harus mengorbankan
segalanya, jiwa anda, kehidupan keluarga anda, hati nurani anda, nilai-nilai
yang anda anut-untuk mencapai puncak. Sebenarnya keberhasilan tidak menuntut
pembayaran sama sekali, setiap langkah maju malah memberikan keuntungan.
Jika
tidak benar terlalu sedikit tempat di puncak, bahwa persaingan untuk pekerjaan
yang baik terlalu ketat. Seorang kepala bagian personalia mengatakan kepada saya
bahwa ia menerima sekitar lima puluh hingga dua ratus lima puluh kali lebih
banyak lamaran untuk pekerjaan tingkat menengah dalam setahun dibandingkan
untuk pekerjaan yang menghasilkan gaji benar-benar menarik. Selalu ada lowongan
yang tak terhingga bagi orang yang berani berpikir besar.
Prinsip
dan konsep dasar yang menyokong mukjizat berpikir besar datang dari
sumber-sumber utama, yaitu tokoh-tokoh yang berpendidikan dan terbesar yang
pernah hidup di muka bumi ini. tokoh seperti nabi daud yang menulis, “Manusia
sesungguhnya adalah apa yang ia pikirkan di dalam hatinya.” Tokoh seperti
Emerson yang mengatakan, “Manusia yang agung adalah mereka yang mengetahui
bahwa pikiran menguasai dunia,” tokoh
seperti Milton di dalam paradise lost menulis, “pikiran adalah tempatnya
sendiri dan pikiran ini saja dapat membuat surga dari neraka atau neraka dari surga
.” tokoh yang amat perseptif seperti Shake speare yang melihat, “tidak ada yang
baik atau buruk kecuali bahwa pikiran yang membuatnya demikian.”
artikel dikutip dari buku berpikir dan berjiwa besar